TEORI AKUNTANSI
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang tidak
memerlukan pembuktian atau aksioma, berterima umum berdasarkan kesesuaiannya
dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan lingkungan akuntansi, politik,
sosiologi, dan hokum tempat akuntansi beroperasi.
B.
Lingkungan Akuntansi
Lingkungan akuntansi berpengaruh
langsung terhadap tujuan akuntansi dan penjabaran prinsip dan aturan secara
logis. Tidak semua aspek masyarakat relevan bagi akuntansi, beberapa tidak
relevan, beberapa lainnya relevan secara tidak langsung. Aspek masyarakat yang
relevan secara langsung adalah aspek ekonomi, sosial, dan politik.
1.
Kesatuan akuntansi (accounting entity)
Definisi kesatuan akuntansi adalah
menentukan unit ekonomi yang mengendalikan sumber-sumber daya, bertanggungjawab
untuk membuat dan melaksanakan kegiatan ekonomi. Kesatuan akuntansi dapat
berupa perusahaan perseorangan, firma, atau perseroan terbatas atau perusahaan
konsolidasi yang melaksanakan kegiatan ekonomi untuk mencari laba atau bukan
untuk mencari laba. Pemilihan kesatuan yang tepat dan penentuan batasannya
tergantung pada tujuan laporan dan kepentingan para pemakai informasi yang
dilaporkan.
2.
Kesinambungan (continuity)
Unit kesatuan ekonomi akan
beroperasi selama periode waktu yang tak terbatas untuk melaksanakan komitmen
yang ada, dan tidak bermaksud untuk melikuidasi atau mengurangi secara material
skala usahanya. Jika likuidasi terpaksa dilakukan maka prosedur akuntansi yang
biasa tidak dapat diterapkan lagi, harus disusun dengan dasar yang berbeda dan
dasar yang digunakan harus diungkapkan.
C.
Kendala Pemakai
Kendala
utama timbul karena para akuntan kurang mampu mengendalikan kemampuan para
pemakai untuk mengelola data yang sangat banyak atau untuk menginterpretasikan
data yang terikhtisar dalam membuat ramalan, tanpa memperhatikan perbaikan
laporan keuangan dan penyajian semua informasi yang perlu untuk membuat
keputusan atas ramalan tersebut.
1.
Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh
hakekat dan materialitasnya. Informasi dianggap material kalau kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atsa dasar laporan
keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos dan kesalahan yang dinilai
sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat.
2. Konsistensi
Konsistensi penggunaan prosedur
akuntansi yang sama oleh satu perusahaan dari satu periode ke periode
berikutnya, penggunaan konsep dan prosedur pengukuran yang sama untuk perkiraan
yang bersangkutan dalam laporan perusahaan dalam suatu periode, dan penggunaan
prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Jika digunakan prosedur
pengukuran yang berbeda maka sulit untuk memproyeksikan tren atau menjelaskan
pengaruhnya terhadap perusahaan dari periode ke periode yang dipengaruhi faktor
eksternal.
3.
Tepat Waktu (Timeliness)
Informasi harus tepat waktu, artinya
informasi yang digunakan investor dan kreditor pada saat membuat ramalan dan
keputusan harus terbaru. Pengumpulan dan pengikhtisaran informasi akuntansi dan
publikasinya harus secepat mungkin guna menjamin tersedianya informasi yang
tepat waktu bagi para pemakai.
D. Postulate
Akuntansi
1) Postulat
Entitas
Akuntansi
mengatur hasil operasi dari suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari
pemilik entitas. Postulate entitas menyatakan bahwa suatu unit perusahaan
merupakan unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya dan perusahaan lain.
Postulate merumuskan bidang perhatian akuntan dan membatasi objek, peristiwa,
dan atribut peristiwa yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Selain itu,
postulate juga memungkinkan akuntan membedakan antara transaiksi bisnis dan
individu, yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah transaksi perusahaan
bukan transaksi pemilik perusahaan. Dan tanggung jawab pelayanan manajemen
berada pada pemegang saham.
Defini lain
entitas akuntasi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi bagi berbgaai
pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit.
Pendekatan ini lebih berorientasi pemakai dari pada orientasi perusahaan.
2) Postulat
Kelangsungan Usaha
Postulat
kelangsungan usaha menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi.
Dalil ini berasumsi bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam
masa yang akan datang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas
akan terus beroperasi untuk jangka waktu yang tidak tertentu.
3) Postulat Unit
Pengukuran
Menyatakan
bahwa akuntansu adalah pengukuran dan proses mengkomunikasikan aktivitas
perusahaan yang dapat diukur dalam satuan moneter. Unit pertukaran dan
pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang
seragam. Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit monete.
Kebertukaran barang, jasa, dan modal diukur dalam satuan uang.
4) Postulat
Periode Akuntansi
Meskipun
postulate kelangsungan usaha menyatakan bahwa setiap perusahaan akan tetap ada
pada periode waktu yang tidak terbatas, namun adalakalanya pemakai meminta
berbagai informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat
keputusan jangka pendek. Dari hal tersebut maka postulate periode akuntansi
menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan seharusnya diungkapkan secara
periodik.
E. Konsep-Konsep
Teoretis Dari Akuntansi
1)
Teori Kepemilikan
Dalam teori
ini, entitas sebagai agen, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan
individual atau pengoperasi pemegang saham. Sudut pandang kelompok pemilik
sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatatn akuntansi
dan membuat laporan keuangan. Tujuan utama teori kepemilikan adalah untuk
menentukan dan menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi
:
Aktiva –
Kewajiban = Ekuitas Pemilik
2)
Teori Entitas
Teori
entitas memandang entitas sebagai sesuatu yangterpisah danberbeda dari pemilik
modal. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab
terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan akuntansinya
adalah :
Aktiva = Ekuitas
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham
3)
Teori Dana
Dalam teori
ini, kelompok aset dankewajiban dan restriksi/pembatasan terkait disebut dana
yang mengatur penggunaan aset. Jadi teori dana memandang unit terdiri atas
sumber daya ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait mengenai
penggunaan sumber daya. Persamaan akuntansinya adalah:
Aktiva = Pembatasan Aktiva
Teori dana
berorientasi aset dalam pengertian bahwa fokus utamanya adalah pada
administrasi dan penggunaan aset secara memadai. Teori dana ini terutama
berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba. Teori dana juga relevan untuk
organisasi laba yang menggunakan dana untuk aktivitas yang bermacam-macam
seperti dana pelunasan, akuntansi untuk kebangkrutan, dan perkebunan dan
perwalian, akuntansi cabang atau divisional, pemisahan aset dalam aset lancar
atau tetap dan konsolidasi.
Berikut
adalah delapan dana utama yang direkomendasikan bagi administrasi keuangan yang
bagus dari suatu unit pemerintahan :
1.
Dana Umum
2.
Dana Pendapatan
3.
Dana Pelunasan Utang
4.
Dana Proyek Modal
5.
Dana Perusahaan
6.
Dana Perwalian dan Agensi
7.
Dana Layanan Antarpemerintah
8.
Dana Pungutan Khusus
F. Prinsip – prinsip akuntansi
Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang
diturnkan baik dari tujuan dan konsep teoritis akuntansi, yang mengatur
pengembangan teknik-teknik akuntansi. Untuk lebih memahami dan
membandingkan apa sebenarnya yang dapat dimasukkan sebagai prinsip akuntansi,
berikut ini dikemukakan aeperangkat konsep-konsep dasar menurut beberapa sumber
:
1.
Prinsip Akuntansi menurut Prinsip Akuntansi 1984.
a.
Kesatuan Akuntansi
b.
Kesinambungan
c.
Periode Akuntansi
d.
Pengukuran Dalam Nilai Uang
e.
Harga Pertukaran
2.
Prinsip
Akuntansi menurut APB Statement No.4
a.
Kesatuan usaha sebagai focus akuntansi (accounting
entity)
b.
Kontinuitas Usaha (Going Concern)
c.
Pengukuran aktiva dan Passiva unit Usaha (measurement
of economic resources and obligations)
d.
Laporan berdasarkan periode waktu (Time Periode)
e.
Pengukuran dalam satuan moneter (measurement in term
of money)
f.
Asas himpun/akrual (accrual)
g.
Harga Pertukaran (jual beli) (exchange price)
h.
Angka/jumlah rupiah pendekatan (Approximation)
i.
Kebijaksanaan (judgement)
j.
Informasi Keuangan Umum (General Purpose Finansial
Information)
k.
Laporan Keuangan Saling Berkaitan (Fundamentally
Related Financial Statements)
l.
Mementingkan Substansi Daripada Bentuk luar/Yuridis
(Substance Over Form)
m.
Materialitas (Materiality)
v Konsep Dasar
Menurut Paul Grady
a.
Pengakuan hak milik pribadi (ASociety and Government
structure honoting private property right)
b.
Kesatuan Usaha yang berdiri sendiri (spesifik businee
entities)
c.
Kontinuitas Usaha (Going Concern)
d.
Satuan Uang
3. Prinsip Kos
APB Statement No.4 mendefinisikan Kos adalah jumlah,
diukur dalam uang, kas uang dibelanjakan atau property lain yang ditransfer,
penerbitan modal saham, jasa yang diberikan atau uang yang terjadi, sebagai
imbalan atas barang atau jasa yang diterima, atau seharusnya diterima.
Kos dapat diklasifikasikan sebagai belum terpakai
(unexpired) adalah asset yang dapat digunakan untuk menghasilkan revenue di
masa mendatang dan telah terpakai (experid) adalah pengurang revebue atau
dibenbankan sebagai pengurang laba ditahan.
Prinsip kos dijustifikasi oleh postulat kelangsungan
usaha yang mengasumsikan bahwa entitas akan meneruskan aktivitasnya secara
tidak terbatas, sehingga mengelimiasi perlunya menggunakan nilai sekarang atau
nilai likuiditas untuk penilaian asset.
Prinsip kos lemah pada validitas postulat unit pengukur, yang mengasumsikan
bahwa daya beli dolar adalah stabil, merupakan keterbatasan utama untuk
menerapkan prinsip kos, pada kenyataannya adanya inflasi.
4. Prinsip
Revenue
Prinsip
Revenue Menspesifikasi :
a.
Sifat Komponen-komponen revenue
b.
Pengukuran Revenue
c.
Waktu Pengukuran Revenue
I.
Sifat dan Komponen-Komponen
Revenue
a)
Revenue diintrepretasikan
sebagai :
Aliran masuk asset bersih yang
berasal dari penjualan barang atau jasa. Aliran keluar barang atau jasa dari
perusahaan kepada pelanggan Produk perusahaan yang dihasilkan dan penciptaan
barang atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu. Terdapat dua pandangan tentang komponen
revenue:
a.
Pandangan revenue yang komprehensif adalah semua
perubahan dalam asset bersih yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan
keuntungan atau kerugian yang berasal dari penjualan asset tetap dan investasi.
b.
Pandangan yang lebih sempit tentang revenue hanya
memasukkan hasil yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan tidak
memasukkan Penghasilan investasi dan keuntungan dan kerugian dari pelepasan
asset tetap.
II. Pengukuran Revenue
Revenue diukur dalam pengertian
nilai pertukaran produk atau jasa dalam sebuah transaksi yang lugas.
Terdapat dua interpretasi revenue yang muncul dari konsep revenue ini :
v Potongan
tunai dan berbagai pengurangan adalam harga tetap, seperti kerugian piutang
yang tidak tertagih memerlukan penyesuaian untuk menghitung ekuivalen kas
bersih yang sesungguhnya atau nilai diskonto sekarang atau klaim uang dan
secara konsekuen harus dikurangkan ketika harus menghitung revenue.
v Untuk
transaksi nonkas, niali pertukaran sama dengan nilai pasar yang wajar
barang/jasa yang diberikan atau yang diterima, mana yang lebih mudah dan jelas
dalam menghitungnya.
III. Waktu Pengakuan Revenue
Umumnya diakui bahwa revenue dan
income yang diperoleh dalam semua tahap siklus operasi (yaitu, selama
penerimaan order, produksi, penjualan dan penagihan).
v Akuntan
menggunakan prinsip realisasi untuk memilih sebuah peristiwa kritis dalam
siklus untuk waktu pengakuan revenue dan income.
v Realisasi
dalam perubahan dalam asset atau uatang secara memadai telah menjadi tertentu
dan bertujuan untuk membenarkan pengakuan dalam akun.
5. Prinsip
Penandingan
Prinsip penandingan mengatakan bahwa expense (beban) harus
diakui pada periode yang sama dengan revenue, yaitu revenue diakui dalam
periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue, dan beban yang terkait kemudian
diakui.
Hubungan antara revenue dan expense tergantung pada
satu dari empat criteria:
a.
Penandingan langsung kos yang telah terpakai dengan
peridenya (sebagai contoh, gaji direktur untuk periode tertentu).
b.
Alokasi kos selama periode yang mendapatkan manfaat
(sebagai contoh, depresiasi).
c.
Menjadikan expense semua kos lain dalam periode
terjadinya, kecuali jika dapat ditunjukkan bahwa masih memiliki manfaat di masa
mendatang.
Kos yang belum terserap (yaitu, asset) yang tidak memenuhi salah satu dari
empat criteria untuk menjadikannya expense pada periode berjalan dapat
dibebankan pada periode mendatang dan dapat diklasifikasikan dalam kategori
yang berbeda sesuai penggunaan yang dalam penerapan prinsip penandingan.
6. Prinsip
Objektivitas
Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat
realibilitas prosedur pengukuran yang digunakan. Karena menjamin reliabilitas
maksimum adalah salat sulit, akuntan, telah menggunakan prinsip objektivitas
untuk menjustifikasi pemilihan prosedur pengukuran yang digunakan.
Prinsip objektivitas, bagaimanapun, yang menjadi subjek interpretasi yang
berbeda :
a.
Pengukuran objektivitas merupakan ukuran yang tidak
bersifat personel dalam pengertian bebas dan bias personel pengukurnya.
b.
Pengukuran objektivitas merupakan pengukuran variable
dalam pengertian bahwa pengukuran didasarkan pada bukti.
c.
Pengukuran objektivitas merupakan hasil dari dari
konsensus diantara kelompok pengamat atau pengukur tertentu.
d.
Ukuran penyebaran atau distribusi pengukuran digunakan
sebagai indicator tingkat objectivitas suatu system pengukuran termaksud.
7. Prinsip
Konsistensi
Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi
yang serupa seharusnya dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari period ke
periode. Prinsip ini berimplikasi bahwa prosedur akuntansi yang semua
akan diterapkan dalam item serupa sepanjang waktu.
Prinsip konsistensi tidak menghalangi perusahaan
mengubah prosedur akuntansi ketika hal tersebut dapat dibenarkan dengan
perubahan keadaan, atau jika prosedur alternative lebih baik. Menurut APB
opinion No. 20 perubahan yang dapat menjustifikasi perubahan prosedur adalah :
a. Perubahan
dalam prinsip akuntansi
b. Perubahan
dalam estimasi akuntansi
c. Perubahan
dalam entitas pelaporan
Perubahan ini harus terefleksi dalam
akun dan dilaporakan dalam laporan keuangan secara retroaktif untuk perubahan
dalam entitas akuntansi, secara prospektif untuk perubahan dalam estimasi
akuntansi, dan secara umum dan segera untuk perubahan dalam prinsip akuntansi.
8. Prinsip
Pengungkapan Penuh
Terdapat consensus umum dalam terdapat pengungkapan
data akuntansi yang penuh (full), wajar (fair), cukup (adequate). Pengungkapan
penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan didesaian dan dibuat untuk
menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi yang telah mempengaruhi
perusahaan untuk suatu periode dan memuat informasi yang memadai untuk membuat
laporan keuangan dan tidak menyesatkan bagi rata-rata investor. Beberapa
hal yang menjadi perhatian pengungkapan penuh :
v Rincian
tentang kebijakan dan metode akuntansi, terutama bila diperlukan pertimbangan
dalam penerapan metode akuntansi.
v Informasi
tambahan untuk membantu analisa investasi atau untuk mengindikasikan hak
berbagai pihak yang memiliki klaim atas pelaporan entitas.
v Perubahan
dari tahun sebelumnya dalam kebijakan dan metode akuntansi yang digunakan
dan dampak perubahan tersebut.
v Aset, Utang,
Kos, dan Revenue yang timbul dari transaksi dengan pihak lain yang memiliki
kepentingan pengendalian atau dengan direktur atau karyawan yang memiliki
hubungan khusus dalam entitas pelaporan.
v Aset, Utang,
dan Komitmen Bersyarat
v Transaksi
keuangan atau transaksi operasi lainnya yang terjadi setelah tanggal neraca
yang memiliki dampak material terhadap posisi keuangan entitas.
9. Prinsip
Konservatisme
Prinsip Konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih
diantara dua atau lebih teknik akuntansi yang dapat diterima, maka
preferensinya adalah memilih yang paling kecil dampaknya terhadap ekuitas
pemegang saham.
10. Prinsip
Materialitas
Prinsip materialitas menyatakan bahwa transaksi dan
peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan
cara yang paling tepat, apakah transaksi dan peristiwa tersebut sesuai dengan
prinsip berterima umum atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan.
Suatu jumlah material tidak semata-mata, karena alasan
besarnya jumlah, factor-factor lain meliputi serangkaian hal-hal berikut ini
harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan tentang materilitas. Antara lain
:
Sifat Item,
apakah item :
v Merupakan
factor masukkan dalam penentuan net income
v Tidak biasa
atau luar biasa
v Peristiwa
atau kondisi bersyarat.
v Dapat
ditentukan berdasarkan fakta dan keadaan yang ada
v Diminta oleh
undang-undang atau regulasi.
Jumlah item
itu sendiri, dalam hubungannya dengan :
v Laporsn
keuangan secara keseluruhan.
v Total akun
tempat item tersebut terbentuk, atau seharusnya terbentuk sebagai bagiuannya,
v Item item
terkait
v Jumlah yang
terkait dalam tahun sebelumnya atau jumlah yang diharapakan dalam tahun-tahun
mendatang.
11. Prinsip
Keseragaman dan Komparabilitas
Prinsip keseragaman merujuk pada penggunaan prosedur
yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah
mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keanekaragaman yang
tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang
berbeda.
Pendukung
utama prinsip keseragaman mengklaim bahwa prinsip tersebut akan :
a.
Mengurangi perbedaan penggunaan prosedur akuntansi dan
ketidakcukupan praktik akuntansi
b.
Memungkinkan perbandingan yang berarti bagi pengguna
laporan keuangan.
c.
Memperbaiki kepercayaan pengguna para laporan
keuangan.
d.
Mendorong intervensi pemerintah dan regulasi praktik
akuntansi
Pendukung
utama fleksibilitas mengklaim bahwa :
a.
Penggunaan prosedur akuntansi yang seragam untuk
menunjukkan item yang sama yang terjadi dalam berbagai kasus menimbulkan risiko
penyembunyian perbedaan-perbedaan penting diantara kasus tersebut.
b.
Komparbilitas merupakan tujuan yang tidak praktis, hal
tersebut tidak dapat dicapai dengan mengadopsi aturan-aturan perusahaan yang
tidak menggunakan pencatatan yang memadai untuk situasi factual yang berbeda.
c.
Perbedaan dalam keadaan”atau “ variable-variabel
keadaan meminta perlakuan yang berbeda, sehinggga pelaporan perusahaan dapat
merespon keaadaan tempat transaksi dan peristiwa terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar